Ketik sini akan bantu Blog ini

Seyogia

☼ ◙ ☼ ◙ ☼ ◙ Resah lebih kepada situs yang menemukan nilai diri Penyair iDANRADZi... ianya sekadar isu sisi bagi memeriah situs utama yang telah lama berkembang... terselit pelbagai makna yang nyata & tersembunyi. ☼ ◙ ☼ ◙ ☼ ◙... Resah lebih kepada situs yang menemukan nilai diri Penyair iDANRADZi

Khamis, 21 Februari 2013

Perceraian, Bukan Jalan Akhir.

Oleh: Ajie Nugroho
Disunting: iDANRADZi

Perceraian, kata yang pasti akan sangat dihindari oleh pasangan yang akan atau sudah terikat dalam satu janji suci pernikahan. Bagi pasangan yang saling mencintai satu sama lain, kata perceraian sangatlah dihindari, bahkan kata itu takkan pernah terlintas di benak mereka. Namun seiring perjalanan waktu, di tengah badai ujian rumah tangga, perceraian kerap kali diambil sebagai satu - satunya jalan buat para pasangan dengan dalih menyelamatkan kehidupan anak atau dirinya sendiri, atau demi kebahagiaan bersama.

Benarkah perceraian adalah salah satu jalan terbaik? Pernah kata-kata itu melintas di benak aku tatkala kehidupan rumah tangga aku diguncang purak peranda yang tiada berkesudahan. Jawapannya Perceraian bukanlah jalan terbaik. Jawapan itu secara tidak sengaja aku dapatkan dari seorang teman lama yang kebetulan bertemu di salah satu kedai makanan tempat dia berjualan. Karena menurut teman aku ini, batinnya menderita tatkala melihat anak-anaknya yang sedang beranjak dewasa itu harus menghadapi kenyataan pahit perpisahan kedua orang tuanya demi ego mereka berdua.

Setelah memikirkan kembali perbualan dengan teman, aku memutuskan untuk kembali membuat komitmen baru dengan pasangan demi keselamatan keluarga terutama anak - anak. Dan Alhamdulillah sampai sekarang rumah tangga berjalan dengan baik.

Kembali kata perceraian ini mengusik benak aku tatkala melihat berita makumat di salah satu acara TV tentang maraknya perceraian di kalangan artis. Sebenarnya sangat menghairankan mendengar beberapa artis mengatakan bahwa mereka berpisah secara baik-baik, bahkan ada yang bilang tidak ada masalah dalam rumah tangga mereka.

Perceraian meski telah di sepakati kedua belah pihak tentunya karena ada faktor yang meruncing. Banyak sekali masalah dalam rumah tangga yang sebelumnya tak pernah terpikirkan oleh pasangan. Entah faktor ekonomi, kehadiran orang ketiga, atau bahkan campur tangan pihak ketiga (mertua/keluarga salah satu pasangan). Karena tidak mungkin kata cerai dilontarkan dari pasangan yang tidak punya masalah bererti di satu hubungan pernikahan.

Dan perceraian akan meninggalkan beberapa masalah yang mungkin tak pernah terpikirkan mereka yang mengambil keputusan itu. Karena walau anggapan mereka lepas dari satu masalah, mereka tidak menye ari masalah lain muncul mengiringi perpisahan itu. Faktor kejiwaan anak (bagi pasangan yang telah mepunyai anak), biasanya luput dari fikiran pasangan yang bercerai. Meski sang anak jauh hari telah “dipersiapkan” menghadapi perpisahan kedua orang tuanya, di satu waktu sang anak akan merasakan bahwa ada yang kurang dalam kehidupannya. Beruntung jika si anak - anak korban perceraian ini tak pernah merasa kekuarangan perhatian dan kasih sayang kedua orang tua kandungnya. Tapi bukan hal yang mustahil kalau kemudian sang anak merasa diketepikan saat salah satu orang tuanya yang kemudian memilih menikah lagi dan bahkan memberinya saudara tiri. Ini akan jadi satu masalah bagi jiwa sang anak korban perceraian.

Perceraian, meski dihalalkan (dalam hukum islam yang aku anuti) tapi Allah sangat murka. Ada banyak solusi sebelum pasangan mengambil jalan ini. Misalnya mendatangkan wakil/orang yang disegani dan menguasai hukum agama dengan baik, mendatangi lembaga penasihat perkawinan atau dengan saling berbicara dengan hati ( yang ini mungkin bisa dilakukan di suatu tempat yang mempunyai nilai kenangan yang baik kedua pasangan).

Aku  menyayangi pasangan yang baru beberapa tahun menikah sudah berani mengambil keputusan bercerai dengan alasan yang sangat tidak masuk akal, tidak cocok satu sama lain. Ketidak cocokan pasangan seharusnya sudah difahami kedua belah pihak, apalagi yang usia pacaran mereka cukup panjang. Dan ketidak cocokan itu sudah menjadi hal yang manusiawi bagi kita sebagai insan yang dikurnia anugerah lebih dari Yang Maha Kuasa, iaitu perbedaan. Dengan saudara serahim dan sebapak saja kadang kita berbeda pendapat dan pandangan, apalagi dengan orang yang baru kita kenal setelah dewasa. Dan ketidak cocokan antara pasangan ini tidak seharusnya menjadi alasan buat mereka mengambil keputusan bercerai, karena dengan pembicaraan dari hati ke hati akan terbuka jalan buat mereka saling melengkapi perbedaan itu. Jadi perceraian yang dikaitkan ketidak cocokan itu takkan pernah terjadi.

Lain halnya bila perceraian disebabkan kehadiran orang ketiga alias Curang/PIL.  Tentu masalah ini perlu pembicaraan yang  memakan waktu dan perhatian khusus.  Luka yang ditimbulkan akibat perselingkuhan juga tidak akan sembuh seketika Perlu waktu panjang buat menyembuhkan hati yang terluka karena diduakan.  Tapi tidak ada masalah di dunia ini yang tidak bisa terselesaikan. Perlu ketegaran hati untuk bisa menerima kembali pasangan kita yang sudah menyakiti hati kita sejauh kita bisa  menimbang dengan penuh kesedaran untung ruginya kata perceraian. Dengan kata lain persiapkan hati kita sebagai hati seluas samudera. Asalkan ada usaha yang baik kedua pasangan untuk membenahi ikatan pernikahan tentu rumah tangga akan terselamatkan, dan masing-masing pihak tidak merasa dirugikan oleh pasangan.

Rumah tangga memang tak selamanya berjalan mulus layaknya jalanan tol, ada kalanya jalan berkelok, mendaki atau menurun. Diperlukan mental yang kuat bagi siapa saja yang telah memasuki kehidupan perkahwinan ini. Namun tidak semestinya kita kemudian takut memasuki gerbang pernikahan hanya karena trauma pada satu kata perceraian, karena dalam kehidupan semua orang takkan luput dari yang namanya cubaan hidup. Jadi bila anda adalah pasangan yang sedang merajut tali kasih untuk menuju satu ikatan pernikahan, jangan hanya membicarakan yang indah-indah saja,ada baiknya bincangkan juga kemungkinan terburuk yang akan dihadapi nanti setelah mereka menikah. Agar jika suatu saat mereka menghadapi masalah bisa di selesaikan dengan baik tanpa ada kata perceraian. Dan janji suci di altar pernikahanpun tak ternodai.

Persoalan rumah tangga memang kadang rumit dan sepertinya tidak ada jalan keluar selain berpisah. Namun sebelum mengambil keputusan alangkah bijaknya kita merungkai terlebih dahulu persoalan yang kita hadapi dengan kelapangan dada masing - masing,  dengan harapan kembali tercipta keluarga yang sakinah, mawaddah dan warohmah.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan